Isoflavon yang terkandung dalam kedelai mampu melindungi tubuh dari kanker serta mengurangi risiko penyakit osteoporosis dan gangguan kardiovaskular.
Hal itu dikemukakan Yukio Yamori, Direktur Pusat Internasional untuk Riset Prevensi Primer Penyakit Kardiovaskular yang juga Guru Besar Mukogawa Women’s University dalam seminar ke-4 Forum Tempe Indonesia bertema ”The Advantages of Soy Food Consumption on Health”, Sabtu (23/7), di Jakarta.
Komposisi makronutrisi kedelai, menurut dia, berbeda dibandingkan dengan kacang-kacangan lain karena mengandung karbohidrat lebih rendah dan kualitas protein lebih tinggi.
Isoflavon dalam kedelai merupakan fitoestrogen yang bisa digunakan sebagai alternatif terapi hormon alami bagi perempuan. Isoflavon juga berkhasiat bagi alat reproduksi pria.
”Ada data klinis dan epidemiologi yang menyebutkan, makanan dari kedelai dapat mengurangi risiko kanker prostat,” kata Yamori.
Isoflavon juga dapat menurunkan tekanan darah dan serum total kolesterol dalam tubuh. Hal ini dibuktikan Made Astawan, Guru Besar Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, dalam penelitiannya. Pola diet dengan makanan berbahan kedelai dapat meningkatkan harapan hidup.
Kontroversi
”Women’s Health Initiative Trial di Amerika Serikat, beberapa tahun terakhir, memaparkan, isoflavon menjadi hal kontroversial berkaitan dengan bentuknya yang mirip estrogen yang dapat menghasilkan efek negatif, yaitu meningkatkan risiko kanker payudara dan menyebabkan pria tampak feminin,” kata Yamori.
Namun, dari hasil metaanalisis yang dipublikasi baru-baru ini, Yamori menyimpulkan, isoflavon tidak memengaruhi kadar testosteron, yakni hormon pada pria, dan hanya berpengaruh dalam tingkat sedang pada hormon reproduksi perempuan.
”Hasil ini kontras dengan hasil penelitian epidemiologi yang dilakukan di Amerika Serikat,” ujarnya.
Yamori mengemukakan, tiga penelitian klinis di Jepang menunjukkan, isoflavon tidak memengaruhi parameter yang berkaitan dengan sperma ataupun semen. Selain itu, tidak ada bukti isoflavon memengaruhi fungsi tiroid.
Paparan Yamori dikuatkan oleh Susianto, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang juga Ketua Masyarakat Vegetarian Indonesia dan Koordinator Regional untuk International Vegetarian Union Asia Pasifik.
”Tidak benar isoflavon dapat mengurangi kejantanan pria,” ungkapnya. Namun, Susianto mengingatkan, penggunaan suplemen yang mengandung isoflavon perlu dikendalikan karena konsumsi yang berlebihan akan berefek negatif.
Menurut Yamori, konsumsi optimal makanan berbahan kedelai adalah dua hingga tiga kali sehari dengan rata-rata kandungan protein 15-20 miligram dan isoflavon 50-80 miligram.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2011/07/26/07085927/Kedelai.Pengaruhi.Hormon
Senin, 17 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar