Tumbuhan ini dikenal akrab oleh orang Minang yang tinggalnya di daerah pantai. Bagi yang tinggal di daerah perbukitan, namun sering main-main ke laut, tentu dengan mudah bisa mengenalinya pula.
Orang Minang lebih mengenali Tapak kuda (ipomoea pes-caprae L. Sweet.) dengan nama tapak kudo. Disebut begitu, karena bentuk daunnya mirip telapak kuda.
Kalau dipegang dan diletakkan di bagian tubuh, rasa adem (dingin) serta merta akan menjalar. Sumbangsihnya dalam meredam panas di pasir pantai sangat besar. Nelayan yang jarang memakai sandal, selalu memanfaatkan tapak kuda sebagai injakan kaki.
Kala tapak kuda berbunga, semarak warna pink akan menenangkan mata. Semakin luas sebaran tumbuhan menjalar ini, maka semakin indahlah hamparan pantai dibuatnya.
Bunganya berupa perpaduan warna pink dengan putih pada bagian bawah. Jenis bunganya mirip dengan bunga kangkung atau kebanyakan bunga menjalar lainnya.
Anak-anak nelayan sering menjadikan bunganya sebagai kapal-kapalan di sungai yang ada di dekat pantai. Saat angin bertiup, bunga-bunga ini seolah-olah berlomba-lomba menjadi nomor satu.
Jika bunganya sudah luruh, maka akan bergantilah dengan buah. Buah ini juga sering dipungut anak nelayan untuk main perang-perangan. Dengan peralatan sederhana, mereka bisa saling menembak lawan.
Pengalaman penulis saat luka disobek sabit kala menyabit rumput, darahnya bisa dihentikan dengan air remasan bunga tapak kuda. Darah segera berhenti dan melegakan sampai dapat plester untuk menutup luka.
Dari literatur yang ada, tapak kuda diketahui berasal dari Asia tropik. Ada juga yang menyebutnya dengan pegagan, antanan (Sunda), pacul goang (Jawa Tengah), regedeg (Yogya), gan-ganan (Madura), taidaah (Bali), wisu-wisu (Makasar), cipu balawo (Bugis), dgauke (Papua), dan sarowati (Halmahera).
Jika anda pernah ke pasar-pasar Jakarta dan sekitarnya, ia dijual dengan nama daun anatanan. Meski rasanya manis pahit, banyak yang menjadikannya lalapan. Untuk urusan lalapan ini, sangat jarang orang Minang yang melakukannya. Soalnya, jawi (lembu) saja tidak terlalu suka memakannya.
Setelah diteliti, diketahui tapak kuda mengandung banyak khasiat obat. Zat-zat kimia alami yang dikandung, antaranya adama asiafat, asiatikosida, b- karatone, b-karofilena, b-elemena, b-farnesena, b-sitesterol, brahminosida, asam brahmat, iso-tankunisida, asam iso-tankunat, oksiasiatikosida, tankusinida, meso-inositol, asam askorbat, niacin, valarine, kalium, natrium, magnesium, dan zat samak.
Soalnya menjadikannya sebagai obat, tidak hanya masyarakat Indonesia. Negara-negara di Asia Timur juga banyak menggunakannya. Bahkan sejak zaman Sansekerta, tanaman ini sudah dipakai sebagai obat penyakit kulit, gangguan sistem saraf, maupun peredaran darah.
Sementara di India ia dipakai sebagai obat antidisentri. Di Malaysia, selain dijual sebagai tonik dan minuman segar, ia juga jadi bahan infus untuk penyembuhan gangguan liver. Dia juga menjadi obat bronchitis, asma, radang lembung, disentri, gangguan ginjal, dan infeksi saluran kencing. Di Indonesia juga dipakai sebagai peluruh kencing, pembersih darah, disentri, radang usus, sakit perut, batuk, lepra, dan kehilangan nafsu makan.
Menurut R. Broto Sudibyo, herbalis dari Klinik Obat Tradisional RS Bethesda, Yogyakarta, tapak kuda memiliki efek antiinflamasi, antibiotik, antideman, antidiuretik, dan keratolitik. Bahkan, kemampuan antibiotik dan antiinflamsinya tergolong tinggi hingga berguna pula sebagai antibakteri.
Tak heran jika ia efektif mengatasi peradangan jaringan tubuh. Mulai dari luka, lepra, radang tenggorok, radang lambung hingga disentri. Kemampuannya mengatasi radang paru-paru juga tak lepas dari senyawa antibiotik yang dikandungnya. Senyawa utama yang berperan sebagai aniinflamasi di antaranya asiatikosida, riboflavin dan niacin.
Untuk mengobati radang organ dalam tubuh, diminum sari daun tanamannya. Caranya 1 kg daun segar ditumbuk, ditambah ,5 liter air matang, diperas, lalu disaring. Perasan itulah yang diminum.
Walau dapat dikeringkan, untuk keperluan obat paling baik menggunakan tanaman segar. Sebab, jika dikeringkan akan banyak kehilangan khasiat. Karena khasiatnya sebagai obat antiinflamasi, ia mulai dilirik sebagai bahan baku salep untuk mengobati luka.
Salep Medicazol yang dijual di apotik untuk mencegah terjadinya keloid sehabis operasi menurut Dra. Sri Mulyani Apt.SU dan Drs Didik Gunawan, Apt.SU dalam buku ramuan Tradisional untuk Penderita Asma, juga mengandung ekstrak tanaman ini. Bahkan salep ini kini sangat akrab dikenal para dokter bedah di berbagai rumah sakit. Begitu juga simplisia yang dikenal dengan nama ji xue cao yang dijual di toko-toko obat tradisional Cina, tak lain adalah tapak kuda.
Di negara lain, tapak kuda disebut juga beach morning glory. Ia sering digunakan untuk mengatasi peradangan dan mengatasi rasa sakit.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam betulinic, alfa dan beta amyrin asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga terdapat antinociceptive, yang berguna mengatasi rasa sakit berlebihan.
Antinociceptive akan beraksi seperti hidroalkoholik, yang mampu mengurangi rasa sakit. Dengan kandungan tersebut, tapak kuda kerap digunakan untuk meredakan nyeri persendian atau pegal otot. Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai pereda sakit gigi dan pembengkakan gusi.
Untuk mengobatai rematik, ambil 45 gram tanaman tapak kuda segar, direbus dengan air dalam jumlah yang sama. Setelah itu dinginkan dan minum. Sementara untuk sakit gigi, ambil 45 gram akar tapak kuda kering direbus dengan air. Dinginkan dan minum.
Bagi penderita bisul atau eksem, lumatkan daun tapak kuda segar. Balurkan pada bisul, eksem, atau tempat yang sakit. Atau bisa juga dengan cara merebus daun tapak kuda segar. Lalu gunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit.
Khusus untuk ibu hamil, tidak diperkenankan digunakan mengunakan ramuan dari tapak kuda. Akibatnya nanti pada janin, maka dari itu harap dihindari.
Sementara masyarakat Melayu, mengenal tapak kuda untuk mengobati racun yang ada di badan. Caranya, beberapa helai daun dicampur dengan 6 jenis ramuan lain yaitu blumea balsamifera, gandarusa, cerek-cerek, serai wangi, tulang-tulang dan lengkuas serta rebus ramuan tersebut. Air rebusan tadi dibuat untuk mandi.
Tapak kuda juga berfungi merawat wanita yang telah bersalin. Ambil daun tapak kuda dan daun gandarusa. Tambahkan daun inai, lalu direbus dan airnya buat mandi.
Daun juga dapat digunakan untuk melegakan sakit lutut. Daunnya direndam dalam air panas dan diramas bersama daun crinium asiaticum dan daun pisang batu. Selepas itu, air rebusan disiram pada lutut.
Untuk menghilangkan demam panas, daun tapak kuda cukup diremas dalam air dan rendam kepala dan bagian tubuh lainnya. Insya Allah panas akan berangsur-angsur berkurang.
Nah… masyarakat pantai tentu bisa memanfaatkan tumbuhan tapak kuda lebih baik lagi. Tidak hanya sekedar untuk mengikat kayu bakar, atau untuk bermain-main bagi anak-anak. Ada obat hebat di bibir pantai, rugi kalau tidak dimanfaatkan.
Sumber : http://hendrinova.wordpress.com/2010/08/01/tapak-kuda-tumbuhan-liar-multi-khasiat/
Minggu, 04 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar