Memberikan ASI eksklusif adalah keputusan terbaik yang dapat diberikan seorang ibu kepada bayinya. Tetapi bila puting payudara Anda rata atau terbalik ke dalam (inverted nipples), apakah Anda juga bisa menyusui dengan normal? Apakah Anda punya keluahan Menyusui Dengan Payudara Rata.
Yup, semua perempuan bisa menyusui meskipun puting payudaranya rata atau terbalik, demikian menurut Dr William Sears, Associate Clinical Professor of Pediatrics di School of Medicine, University of California, Irvine. Sebab, bayi menyusui pada areola, bukan pada puting payudara. Ketika bayi mulai menempelkan mulutnya pada areola dan mulai menghisap, hal itu akan menarik puting Anda keluar. Bahkan, ia bisa membuat puting "mekar" dalam ukuran yang tepat sehingga mampu menghisap lebih banyak.
Bayi yang baru lahir yang mampu menempel dan menghisap ASI dengan baik akan menjadi solusi terbaik bagi puting payudara yang terbalik. Paling mudah jika bayi belajar menyusu pada hari pertama atau keduanya setelah lahir, sebelum ASI Anda keluar. Pembengkakan cenderung membuat puting yang rata makin rata, yang membuat bayi lebih sulit belajar menghisap. Kalau sudah begini, luangkan waktu lebih banyak bersama bayi sejak awal, agar Anda punya banyak waktu untuk berlatih menyusui.
Namun jika Anda masih mengalami kesulitan menyusui bayi karena kondisi puting payudara Anda, silakan mencoba trik-trik berikut:
1. Perhatikan bagaimana bayi memperlakukan payudara. Bayi seharusnya menggenggam payudara dengan mulut yang terbuka lebar.
2. "Buat" puting untuk membuat lebih banyak jaringan payudara yang masuk ke dalam mulut bayi. Pegang payudara pada areola, dengan jari-jari pada bagian bawah dan ibu jari pada bagian atas. Tekan dengan ibu jari dan jari-jari, dan pada saat yang sama mendorongnya kembali ke arah dada. Hal ini akan memanjangkan dan menyempitkan areola, sehingga membuat bayi lebih mudah menyusu.
3. Gunakan pompa ASI untuk menarik keluar puting payudara sebelum menyusui. Pompa ASI elektrik berkualitas baik bisa Anda dapatkan di rumah sakit, dan akan menarik keluar puting Anda tanpa merusaknya.
4. Coba kenakan breast shells, semacam mangkuk plastik transparan yang didesain untuk puting yang rata atau terbalik di sela-sela menyusui atau 30 menit sebelum menyusui. Breast shells memiliki dua bagian: bagian belakang dengan lubang yang memungkinkan puting untuk menonjol keluar, dan kubah bundar yang akan dipasang di bagian dalam bra. Tekanan pada shell dari bra akan melawan areola, yang secara bertahap meregangkan perlekatan dan membuat puting menonjol. Pelajari juga Bra Yang Tepat Untuk Payudara Anda.
5. Jika bayi masih terus kesulitan untuk menyusu, coba gunakan nipple shield, atau pelindung puting yang dikenakan di sekeliling areola dan puting saat menyusui. Berkonsultasilah dengan konsultan laktasi sebelum menggunakan alat ini, agar ia dapat memberikan petunjuk penggunaannya tanpa memengaruhi produksi ASI. Bila Anda tidak tahu cara penggunaannya, nipple shield memang bisa mengurangi produksi ASI.
6. Tidak menutup kemungkinan gangguan ini adalah akibat dari patologi atau bisa jadi ada bibit kanker payudara di dalam nya. Lakukan Deteksi Kanker Payudara Sendiri sesering mungkin untuk dapat melakukan pencegahan dan pengobatan lebih dini.
Yup, semua perempuan bisa menyusui meskipun puting payudaranya rata atau terbalik, demikian menurut Dr William Sears, Associate Clinical Professor of Pediatrics di School of Medicine, University of California, Irvine. Sebab, bayi menyusui pada areola, bukan pada puting payudara. Ketika bayi mulai menempelkan mulutnya pada areola dan mulai menghisap, hal itu akan menarik puting Anda keluar. Bahkan, ia bisa membuat puting "mekar" dalam ukuran yang tepat sehingga mampu menghisap lebih banyak.
Bayi yang baru lahir yang mampu menempel dan menghisap ASI dengan baik akan menjadi solusi terbaik bagi puting payudara yang terbalik. Paling mudah jika bayi belajar menyusu pada hari pertama atau keduanya setelah lahir, sebelum ASI Anda keluar. Pembengkakan cenderung membuat puting yang rata makin rata, yang membuat bayi lebih sulit belajar menghisap. Kalau sudah begini, luangkan waktu lebih banyak bersama bayi sejak awal, agar Anda punya banyak waktu untuk berlatih menyusui.
Namun jika Anda masih mengalami kesulitan menyusui bayi karena kondisi puting payudara Anda, silakan mencoba trik-trik berikut:
1. Perhatikan bagaimana bayi memperlakukan payudara. Bayi seharusnya menggenggam payudara dengan mulut yang terbuka lebar.
2. "Buat" puting untuk membuat lebih banyak jaringan payudara yang masuk ke dalam mulut bayi. Pegang payudara pada areola, dengan jari-jari pada bagian bawah dan ibu jari pada bagian atas. Tekan dengan ibu jari dan jari-jari, dan pada saat yang sama mendorongnya kembali ke arah dada. Hal ini akan memanjangkan dan menyempitkan areola, sehingga membuat bayi lebih mudah menyusu.
3. Gunakan pompa ASI untuk menarik keluar puting payudara sebelum menyusui. Pompa ASI elektrik berkualitas baik bisa Anda dapatkan di rumah sakit, dan akan menarik keluar puting Anda tanpa merusaknya.
4. Coba kenakan breast shells, semacam mangkuk plastik transparan yang didesain untuk puting yang rata atau terbalik di sela-sela menyusui atau 30 menit sebelum menyusui. Breast shells memiliki dua bagian: bagian belakang dengan lubang yang memungkinkan puting untuk menonjol keluar, dan kubah bundar yang akan dipasang di bagian dalam bra. Tekanan pada shell dari bra akan melawan areola, yang secara bertahap meregangkan perlekatan dan membuat puting menonjol. Pelajari juga Bra Yang Tepat Untuk Payudara Anda.
5. Jika bayi masih terus kesulitan untuk menyusu, coba gunakan nipple shield, atau pelindung puting yang dikenakan di sekeliling areola dan puting saat menyusui. Berkonsultasilah dengan konsultan laktasi sebelum menggunakan alat ini, agar ia dapat memberikan petunjuk penggunaannya tanpa memengaruhi produksi ASI. Bila Anda tidak tahu cara penggunaannya, nipple shield memang bisa mengurangi produksi ASI.
6. Tidak menutup kemungkinan gangguan ini adalah akibat dari patologi atau bisa jadi ada bibit kanker payudara di dalam nya. Lakukan Deteksi Kanker Payudara Sendiri sesering mungkin untuk dapat melakukan pencegahan dan pengobatan lebih dini.
0 komentar:
Posting Komentar